Pamanku Kesalahanku

Tidak Ada Yang Sepenting Kamu 



Tidak Ada Yang Sepenting Kamu 

0Salah satu pengawal berbisik kepada Xie Xize "Doktor, begitulah kejadiannya. Saat itu kami bersiap bergegas dan menaklukkan lelaki itu, tetapi... tuan muda tiba-tiba keluar dan mengatakan sesuatu kepada pengemudi narkoba itu. Tiba-tiba, pengemudi itu menggorok lehernya sendiri dengan pisau yang dia bawa sendiri…."     
0

Pengawal menceritakan semua kejadian hari ini pada Xie Xize!     

Xie Xize mengerutkan kening dan akhirnya hanya bisa merespon singkat, "Aku mengerti…"     

Insiden ini pasti akan membuat Latiao terpublikasi dan akan sulit merahasiakan kabar ini walau ingin menyembunyikannya dari publik. Namun, Xie Xize berharap masyarakat akan melihat Latiao sebagai anak kecil yang membawa teman-temannya ke tempat yang aman. Xie Xize berharap Latiao kemudian tidak dibawa keluar lalu diminta sebagai salah satu saksi!     

Di rekaman kamera CCTV, Xie Xize juga melihat bahwa adegan itu sebenarnya tampak sangat aneh. Siapapun yang melihatnya, semua merasa ketakutan.      

Bagi anak seusia Latiao, hal semacam ini bukanlah hal yang baik.      

Usianya masih kecil, jadi tidak cocok jika dia terlalu dipublikasikan.      

Apalagi, di balik kejadian ini, masih belum jelas itu adalah murni kecelakaan atau direncanakan. Bahkan, hal ini lebih tidak pantas untuk membawa Latiao ke ruang publik.      

Video itu terlalu mudah untuk dibesar-besarkan oleh orang-orang dengan motif tersembunyi dan untuk memandu opini publik.     

Xie Xize melakukan beberapa panggilan telepon. Ia ingin setengah terakhir adegan yang terekam di CCTV itu dihapus secara permanen, untuk memastikan bahwa adegan itu tidak akan disebarkan. Ia ingin melindungi Latiao semaksimal mungkin!     

Setelah beberapa lama di luar, Xie Xize kembali ke kamar pasien. Ia melihat bahwa anak-anak lain tampaknya sudah dijemput oleh orang tuanya, hanya tinggal Latiao dan Mo Yangyang yang ada di sana.     

Xie Xize membungkuk untuk mendorong Latiao berjalan, "Ayo, kita pulang!"     

*****     

Dalam perjalanan pulang, Mo Yangyang menelepon Lan Dongzhi. Ia memintanya untuk menutup restoran dan memutuskan untuk tidak melanjutkan jualan hari ini.      

Setibanya di rumah, Mo Yangyang menghindari Nenek Han dan buru-buru meminta Latiao untuk mandi dulu.     

Menunggu Latiao keluar selesai mandi, Mo Yangyang sudah membuatkannya semangkuk mie.      

Mie ini agak berbeda dari mie biasanya. Ini adalah mie panjang umur. Meskipun ini bukan hari ulang tahun Latiao, tetapi Mo Yangyang berharap dengan semangkuk mie ini nasib buruk yang menimpa Latiao hari ini bisa disingkirkan, dan akan memberinya keberuntungan, juga membuatnya hidup aman mulai sekarang!     

Latiao dengan patuh memakan mie itu. Setelah itu, Mo Yangyang lanjut mencuci piring.      

Xie Xize bertanya kepada Latiao, "Apa yang terjadi hari ini? Apakah menurutmu itu kecelakaan atau direncanakan?"     

Latiao mengangguk, "Aku tidak tahu ada orang yang menargetkanku atau tidak, tapi… aku merasa, selama aku di sekolah, selalu ada orang yang memperhatikanku."     

Xie Xize bertanya "Apakah, dia orang yang ada hubungannya dengan He Xinyue?"     

Latiao menjawab singkat, "Mungkin saja!     

"Akan sangat ramai di luar dalam beberapa hari kedepan, jadi kamu tidak boleh keluar rumah dan pergi ke sekolah sebelum opini publik mereda!"     

Latiao mengangguk, "Aku mengerti!"     

Xie Xize mengulurkan tangan untuk membelai rambut Latiao, "Dasar anak badung, lain kali kalau ada insiden berbahaya, jangan menunjukkan kekuatanmu sendiri. Tidak ada yang sepenting keselamatanmu!"     

Latiao melirik Xie Xize. Ucapan ayah murahannya itu sama dengan mamanya.      

Ia pun menjawab, "Aku mengerti!"     

Setelah beberapa saat, Latiao bergumam, "Kamu juga…"     

Xie Xize tersenyum "Kamu bilang apa? Aku tidak mendengarnya dengan jelas."     

Latiao seketika mendengung, lalu menoleh dengan sombong, "Ya sudah kalau tidak dengar!"     

Kemudian ia melompat dari kursi, lalu berlari, "Tap… Tap… Tap."      

Senyum di wajah Xie Xize semakin lama semakin dalam….     

Mo Yangyang menyeka tangannya lalu keluar. Ia melihat Xie Xize tersenyum sendiri terus-terusan.      

"Kenapa kamu tersenyum?"     

Xie Xize melingkarkan lengannya di pinggang Mo Yangyang lalu membawanya ke pangkuannya, "Tersenyum, karena anakku mengerti cara memberikan perhatian kepada ayah kandungnya."     

*****     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.